Pengabdian Masyarakat Prodi Alat Berat tahun 2020

Pelatihan Pembuatan Cairan Disinfetan dan Penggunaan Alat Semprot Disinfektan untuk Ketua RW di  Kelurahan Cipayung, Kota Depok

SEBAGAIMANA telah diketahui bersama bahwa saat ini dunia sedang mengalami pandemik karena bersebarannya corona virus atau covid 19. Berbagai penanganan telah dilaksanakan di hampir semua jajaran dan dengan berbagai cara, baik oleh pemerintahan maupun swasta termasuk perguruan tinggi. Politeknik Negeri Jakarta juga menganamatkan bahwa semua kegiatan, termasuk pengabdian kepada masyarakat diarahkan pada penanganan covid 19.

Program Studi Alat Berat melaksanakan 2020 melaksanakan pengabdian kepasa masyarakat dengan judul berjudul Pelatihan Pembuatan Cairan Disinfetan dan Penggunaan Alat Penyemprot Disinfektan untuk Para Ketua RW di  Kelurahan Cipayung Depok.

Kegiatan dilaksanakan Selasa, 04-05 Agustus 2020 di kediaman Ketua RW 07, Tabroni, Cipayung, Kota Depok. Sesuai dengan protokol kesehatan, jumlah peserta yang hadir dibatasi tidak lebih dari 25 orang. Yaitu para ketua RW yang berjumlah 12, para tokoh masyarakat, dan panitia. Dosen dan PLP yang biasanya dilibatkan, kini diundang secara daring melalui http://meet.google.com/foz-tkdk-npd. Link ini sebelumya telah dibagikan kepada dosen dan PLP di jurusan Teknik Mesin, sedangkan daftar hadir disimpan di kolom komentar.

Ada kejadian yang menarik ketika akan mengakses google meet, di lokasi, pada saatnya tiba, panitia panik karena beberapa dosen telah bergabung tapi panitia masih belum bisa mengoneksikan peralatan karena sinyal di lokasi lemah. Panitia sudah mencoba akses dengan beberapa provider yang sudah disiapkan oleh PLP Teguh Budianto, A,Md.  tetapi masih belum juga bisa.

Acara dibuka oleh Sdri. Ardelia Cindy Wulandari dilanjutkan dengan mempimpim menyanyikan lagu Indonesia Raya, dilanjutkan berdoa yang dipimpin Ustad Haji Imron. Ketua panitia, Minto Rahayu, S.S., M,Si. memberikan laporan, dan menawarkan kemungkinan ada masalah yang bisa diajukan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat di tahun mendatang. Tawaran ini disambut oleh Lurah Cipayung, yaitu Bapak Suhadi, S.E. bahwa di daerahnya mempunyai permasalahan air bersih karena wilayahnya merupakan Tempat Pembuangan Akhir Sampah se-Kota Depok, kondisi ini berdampak pada serapan air tanah sehingga air keruh dan berbau.

Saat ini masyarakat menggunakan air dari sumber air yang letaknya jauh dari lokasi dan itupun masih kurang baik. Masyarakat menginginkan ketersediaan air secara mandiri dengan pembuatan sumur bor yang airnya layak minum.

Sambutan dan pembukaan acara dilakukan oleh ketua Unit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (UP2M) Politeknik Negeri Jakarta yaitu Iwan Susanto, Ph.D. Setelah membuka acara, pak Iwan menerima masukan dari pak Lurah tentang pengadaan air bersih dengan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

 Acara inti tentang pembuatan cairan disinfetan dari bahan-bahan yang mudah didapat di rumah disampaikan oleh Isnanda Nuriskasari, S.Si., M.T. yang dibantu oleh PLP Haidir Juna. Sebelumnya, peserta yaitu para ketua RW telah diberikan bahan atau foto copy. Bahan yang dapat dipakai untuk membuat disinfektan antara lain:

 

Merk

Jenis

Takaran

Bayclin

Pemutih

2 sendok makan per 1 liter air

Soklin Pemutih

Pemutih

2 sendok makan per 1 liter air

Prolin

Pemutih

2 sendok makan per 1 liter air

Proleen

Pemutih

2 sendok makan per 1 liter air

Supersol

Karbol

2 sendok makan per 1 liter air

Bebek Karbol

Karbol

2 sendok makan per 1 liter air

Wipol

Karbol

2 sendok makan per 1 liter air

SOS Karbol

Karbol

2 sendok makan per 1 liter air

SoKlin Lantai

Pembersih

2 sendok makan per 1 liter air

SOS Lantai

Pembersih

1 tutup botol per 5 liter air

Harpic

Pembersih

1 tutup botol per 5 liter air

Dettol Antiseptic

Pembersih

1 tutup botol per 5 liter air

 

Dengan semangat Dosen Muda itu, menjelaskan dan mengajak peserta meramu disinfektan tak kurang semangat para ketua RW itu mencoba mempraktikan membuat dan menyemprotkan disinfektan ke sekeliling tepat pelatihan.

Pada kesempatan ini, para ketua RW masing-masing mendapatkan hibah tabung penyemprot dan cairan disinfektan berupa hydrogen peroksida. Namun intinya adalah tetap disinfektan yang dibuat dari bahan aktif yang mudah didapat di rumah, seperti cairan pemutih, karbol, dan pembersih lantai.

Salah satu peserta menceritakan pengalamannya dalam membuat cairan disinfektan, ternyata tidak benar karena dibuat dari beberapa macam bahan aktif yang dicampur dengan sedikit air. Ketika disemprotkan ke wilayahnya, ada burung tetangganya yang mati kena semprot, hal ini karena ada salah persepsi seharusnya bahan aktif yang harus dicampurkan cukup satu macam dengan dicampur air sesuai ukuran. Dengan gelak tawa, mereka menertawakan diri sendiri karena selama ini salah dan terlalu boros. (RD/Minto Rahayu)

 


Share :


File Nama File Format Type